PHOTOTRANSISTORS
1. Tujuan[kembali]
1.
Memahami karakteristik sensor cahaya (Phototransistor)
2.
Membuat rangkaian dari sensor cahaya (Phototransistor)
2. Komponen[kembali]
· A.
Phototransistor
Photo Transistor adalah
Transistor yang dapat mengubah energi cahaya menjadi listrik dan memiliki
penguat (gain) Internal.
· B.
Resistor
r
Resistor adalah komponen elektronika yang memiliki nilai resitansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan
didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor
mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi
tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap
resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir,
berdasarkan persamaan hukum Ohm
Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna :
1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama.
2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua.
3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga.
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n), ini merupakan nilai toleransi dari resistor.
Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna :
1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama.
2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua.
3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga.
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n), ini merupakan nilai toleransi dari resistor.
· C. Baterai
Baterai merupakan perangkat yang terdiri dari satu atau lebih sel elektrokimia dengan
koneksi eksternal yang disediakan untuk memberi daya pada perangkat
listrik. Terminal bertanda negatif adalah sumber elektron yang akan
mengalir melalui rangkaian listrik eksternal ke terminal positif.
· D.
LED
LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan
cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju.
· E.Sumber Tegangan
Sumber
tegangan terbagi menjadi dua yaitu sumber tegangan AC (arus
bolak-balik) dan DC (arus searah), yang berfungsi sebagai penghasil
tegangan pada rangkaian. Pada rangkaian ini digunakan sumber tegangan
AC.
Komponen ini berbentuk seperti ini:
F. Dioda
Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang elektronika. Diode sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna, melainkan mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan serta parameter penggunaan. Beberapa jenis diode juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.
Komponen ini berbentuk seperti ini:
F. Dioda
Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur). Diode dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang elektronika. Diode sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna, melainkan mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier dan seringkali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan serta parameter penggunaan. Beberapa jenis diode juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk penggunaan penyearahan.
G. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
·
3. Dasar Teori[kembali]
Phototransistors adalah perangkat
photojunction mirip dengan transistor kecuali bahwa sinyal yang diperkuat
adalah pasangan muatan yang dihasilkan oleh input optik. Seperti halnya
transistor, phototransistors dapat memiliki gain tinggi. Fototransistor dapat
dibuat pada silikon menggunakan junction p-dan n-type atau dapat menjadi
heterostructures. Gambar 56.8 menunjukkan sketsa struktur phototransistor
bipolar sederhana, yang pada dasarnya sama dengan transistor bipolar sederhana.
Perbedaan utama adalah persimpangan basis-kolektor yang lebih besar, yang
merupakan daerah peka cahaya. Hal ini menghasilkan kapasitansi junction yang
lebih besar dan, meskipun perangkat memiliki gain, kapasitansi memberikan
respon frekuensi phototransistors lebih rendah daripada dioda.
Menggunakan teknologi transistor film tipis
(TFT) yang dikembangkan untuk display panel datar, array besar phototransistors
dapat dibuat pada silikon amorphous untuk membentuk perangkat pencitraan yang
dapat digunakan di tempat teknologi pencitraan lain seperti tabung vidicon atau
bahkan film. Contohnya adalah detektor luas (ratusan sentimeter persegi) yang
diselidiki untuk digunakan dalam radiografi medis dengan menggabungkan susunan
TFT dengan layar fosfor radiografi atau digabungkan ke film semikonduktor .
Struktur Phototransistor
Photo Transistor dirancang khusus untuk
aplikasi pendeteksian cahaya sehingga memiliki Wilayah Basis dan Kolektor yang
lebih besar dibanding dengan Transistor normal umumnya. Bahan Dasar Photo
Transistor pada awalnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Silikon dan
Germanium yang membentuk struktur Homo-junction.
Namun seiring dengan perkembangannya, Photo
Transistor saat ini lebih banyak menggunakan bahan semikonduktor seperti Galium
Arsenide yang tergolong dalam kelompok Semikonduktor III-V sehingga membentuk
struktur Hetero-junction yang memberikan efisiensi konversi lebih tinggi. Yang
dimaksud dengan Hetero-junction atau Heterostructure adalah Struktur yang
menggunakan bahan yang berbeda pada kedua sisi persimpangan PN.
Photo Transistor pada umumnya dikemas dalam
bentuk transparan pada area dimana Photo Transistor tersebut menerima cahaya.
Bentuk dan Simbol Phototransistor
Photo Transistor pada umumnya dikemas dalam
bentuk transparan pada area dimana Photo Transistor tersebut menerima
cahaya. Berikut ini adalah bentuk dan
simbol Photo Transistor (Transistor Foto).
4. Prinsip Kerja Photo Transistor[kembali]
Cara kerja Photo Transistor atau Transistor Foto hampir sama dengan Transistor normal pada umumnya, dimana arus pada Basis Transistor dikalikan untuk memberikan arus pada Kolektor. Namun khusus untuk Photo Transistor, arus Basis dikendalikan oleh jumlah cahaya atau inframerah yang diterimanya. Oleh karena itu, pada umumnya secara fisik Photo Transistor hanya memiliki dua kaki yaitu Kolektor dan Emitor sedangkan terminal Basisnya berbentuk lensa yang berfungsi sebagai sensor pendeteksi cahaya.
Pada prinsipnya, apabila Terminal Basis pada
Photo Transistor menerima intensitas cahaya yang tinggi, maka arus yang
mengalir dari Kolektor ke Emitor akan semakin besar. untuk lebih jelaskan,
lihat di pembuaatan simulasi rangkaian sederhana dibawah.
Kelebihan dan Kelemahan Phototransistor
Meskipun Phototransistor memiliki berbagai
kelebihan, namun bukan juga tanpa kelemahan. Berikut ini adalah beberapa
Kelebihan dan kelemahan Phototransistor :
Kelebihan Phototransistor
1. Photo Transistor menghasilkan arus yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan Photo Diode.
2. Photo Transistor relatif lebih murah, lebih
sederhana dan lebih kecil sehingga mudah untuk diintegrasikan ke berbagai
rangkaian elektronika.
3. Photo Transistor memiliki respon yang cepat
dan mampu menghasilkan Output yang hampir mendekati instan.
4. Photo Transistor dapat menghasilkan
Tegangan, sedangkan Photoresistor tidak bisa.
Kelemahan Phototransistor
1. Phototransistor yang terbuat dari Silikon
tidak dapat menangani tegangan yang melebihi 1000Volt
2. Phototransistor sangat rentan terhadap
lonjakan listrik yang mendadak (electric surge).
3. Phototransistor tidak memungkin elektron
bergerak sebebas perangkat lainnya (contoh: Tabung Elektron).
5. Example dan Problem[kembali]
Problem:
A. Untuk fototransistor yang memiliki karakteristik Gambar 21.51, tentukan basis yang diinduksi foto arus untuk kerapatan fluks radiasi 5 mW/cm2,jika hfe 40, cari IC
Jawab;
IC=hfe x IA
IC=40 X 5
IC=200mA
B. Rancang gerbang OR-isolasi tinggi yang menggunakan fototransistor dan LED.
6. Gambar Rangkaian[kembali]
Gambar 1 |
Gambar 2 |
7. Video[kembali]
8. Download[kembali]
Download Video disini
Download HTML disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar